Friday, October 28, 2016

URAIAN SINGKAT IRIGASI KOMERING

URAIAN SINGKAT IRIGASI  KOMERING

Saat ini Negara Republik Indonesia sudah menjadi salah satu Negara pengimpor beras di Dunia,apalagi sejak terjadinya krisis moneter yang berkepanjangan dinegara ini telah melumpuhkan struktur ekonomi dan dunia usaha khususnya pada usaha kecil dan menengah termasuk pertanian. Pemerintah terus berupaya untuk memulihkan krisis ini dengan segala daya dan upaya termasuk upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional dengan berswasembada beras, melalui Departemen Pekerjaan Umum upaya untuk swasembada beras terus di optimalkan.
Dengan semakin berkurangnya lahan pertanian dipulau jawa akibat pengembangan industrilisasi, maka pemerintah mencari lahan pengganti diluar pulau jawa dimana salah satunya propinsi Sumatera Selatan dan Lampung. Pada tahun 1969 Departemen Pekerjaan Umum melakukan studi indifikasi untuk mencari pengembangan pertanian didaerah transbasin Ogan, Komering dan Tulang Bawang.
Hasil studi tersebut dilanjutkan serangkaian studi oleh Departemen Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Pengairan yang menyimpulkan adanya potensi pengembangan areal irigasi seluas ± 120.000 Ha.
Dalam upaya peningkatan produksi pangan khususnya padi, Pemerintah Indonesia telah mengambil keputusan untuk pengembangan daerah aliran sungai Komering bagian hulu khususnya daerah Belitang. Dimana transmigrasi pertama ditempatkan sejak tahun 1936. Daerah Irigasi Komering yang mempunyai areal 21.000 Ha ini mensuplai air dari sungai Komering melalui bangunan pengambilan bebas (free intek) di Kurungan Nyawa yang letaknya di hilir bendung perjaya ± 15 km yang dibangun pada zaman kolonial Belanda tahun 1938. Namun prasarana pengairan ini tidak menjamin kontinyunitas debit air karena keterbatasan debit air yang melalui bangunan pengambilan bebas ( free intek ) akibat konstruksinya tidak memadai sehingga :
a.  Pada musim kemarau durasi sungai komering turun mengakibatkan    debit       air  sungai komering yang masuk ke saluran sangat kecil.
 b. Pada musim hujan elevasi sungai komering naik mengakibatkan naik  mengakibatkan debit air sungai komering yang masuk ke saluran relatif  cukup besar, namun kandungan lumpur yang terbawa cukup banyak dan mengendap di saluran.
     
       Program pembangunan Proyek Irigasi Komering meliputi pembangunan Daerah Irigasi  Komering sampai dengan Tahap-II Phase-2 seluas  ±59.129 Ha yang terletak di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Way Kanan Provinsi  Lampung. Dengan rincian tahapan pembangunan sebagai berikut :

I.              Tahap-I  (Th.1990-1996)   
a.       Sub D.I. Belitang              =  20.959 Ha
(Rehabilitasi Saluran Sekunder Belitang dan Pembangunan Bendung Perjaya)  
II.      Tahap-II Phase-1 (Th.1996-2001)                         
a.       Sub D.I. Macak                 =  12.024 Ha
b.      Sub D.I. Komering           =    6.719 Ha
c.       Sub D.I  Bahuga               =    5.281 Ha
      Total                                 =  24.024 Ha
II.                Tahap-II Phase-2 (Th. 2006-2015)           
a. Sub. D.I Bahuga Hilir         =    3.125 Ha

b. Sub. D.I Muncak Kabau     =    6.021 Ha

                                    c. Sub. D.I. Lempuing            =    5.000 Ha  
   Total                                    =  14.146 Ha

         Sebelum pengembangan dan pembangunan Irigasi Komering kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU TIMUR) adalah bagian dari wilayah kabupaten OGAN KOMERING ULU (OKU), dengan perkembangan ekonomi pasca pengembangan dan pembangunan Irigasi Komering dan letak geografis daerah OGAN KOMERING ULU TIMUR menjadi daerah pemekaran dari kabupaten OKU menjadi kabupaten OKU TIMUR  beribu kota di Martapura dengan logo Bendung Perjaya dengan latar belakang persawahan terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten OKU TIMUR dan OKU Selatan tanggal 18 Desember 2003..
Areal Irigasi Komering secara administrasi meliputi 3 kabupaten dan 2 provinsi, dari 3 kabupaten tersebut yang paling luas adalah kabupaten OKU TIMUR dengan luas areal 42.402 Ha. dengan produktivitas  setelah dibangunnya irigasi teknis menjadi  5,92 Ton (GKG)/Ha dengan panen 2 x setahun yang sebelumnya hanya 2,9 Ton (GKG)/Ha dengan panen 1 x setahun
Dengan pengembangan dan pembangunan Daerah Irigasi Komering manfaat yang faktual adalah peningkatan perkembangan ekonomi daerah yang dibangun sehingga menjadi daerah surplus pangan khususnya beras dan secara umum sebagai penyumbang ketahanan pangan nasional.







No comments:

Post a Comment

A History Of Historical Writing (Sebuah Sejarah Penulisan)

Sejarah Berikut adalah poin utama yang telah kita berusaha untuk membangun sejauh dalam bab ini: Sejarah baru lebih dari konsepsi baru ...