Unsur – unsur Kebudayaan
Kebudayaan yaitu segala ciptaan manusia
yang sesungguhnya merupakan usaha dan memberikan bentuk serta sususan baru
dalam pemberian tuhan sesuai dengan kebutuhan jasmani dan rohani.
Menurut Herskovitas (1964:117)
mengajukan kebudayaan universal sebagai berikut:
1.
Kebudayaan materi dan
pendukungnya, seperti teknologi dan ekonomi.
2.
Institusi sosial, seperti
organisasi sosial dan pendidikan.
3.
Manusia dan alam semesta,
seperti sistem kepercayaan dan pengawasan kekuasaan.
4.
Estetika, meliputi kesenian
grafik dan plastik, falklore, musik, drama, dan tari.
5.
Bahasa.
Kluckhon
membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau disebut
dengan kultural universal. Menurut Koentjaraningrat, istilah universal
menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan
di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia.
Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah :
1. Sistem Bahasa
1. Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi
kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam
ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi
linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya,
menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik,
dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa.
Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan
manusia.
Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem
perlambangan manusia secara lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah
deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku
bangsa yang bersangkutan beserta variasivariasi dari bahasa itu. Ciri-ciri
menonjol dari bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara
membandingkannya dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun,
subrumpun, keluarga dan subkeluarga. Menurut Koentjaraningrat menentukan batas daerah
penyebaran suatu bahasa tidak mudah karena daerah perbatasan tempat tinggal
individu merupakan tempat yang sangat intensif dalam berinteraksi sehingga
proses saling memengaruhi perkembangan bahasa sering terjadi.
2. Sistem Pengetahuan
2. Sistem Pengetahuan
Sistem
pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup
dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam
ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup
pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya Masyarakat
pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender pertanian
tradisional yang disebut system pranatamangsa yang sejak dahulu telah digunakan
oleh nenek moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut Marsono,
pranatamangsa dalam masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari 2000 tahun
yang lalu. Sistem pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan antara
tingkat curah hujan dengan kemarau. Melalui sistem ini para petani akan mengetahui
kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam, dan saat memanen hasil
pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya didasarkan pada siklus
peristiwa alam. Sedangkan Masyarakat daerah pesisir pantai yang bekerja sebagai
nelayan menggantungkan hidupnya dari laut sehingga mereka harus mengetahui
kondisi laut untuk menentukan saat yang baik untuk menangkap ikan di laut.
Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut diperoleh melalui tanda-tanda atau
letak gugusan bintang di langit Banyak
suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui
dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai.
Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui
dengan teliti ciriciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat
tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang
alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya.
Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan
mengenai, antara lain
a. alam
sekitarnya;
b.
tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya;
c.binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya;
d zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya;
e. tubuh manusia;
c.binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya;
d zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya;
e. tubuh manusia;
f.
sifat-sifat dan tingkah laku manusia;
g. ruang
dan waktu.
3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi
social merupakan usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk
masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap
kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan
mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan
bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah
kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya,
manusia akan digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk
membentuk organisasi social dalam kehidupannya.
Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial.
Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial.
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga
mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal
para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi
yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai
peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan
demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup
dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.
5. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup
Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu
masyarakat menjadi fokus kajian penting etnografi. Penelitian etnografi
mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu
kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain
a. berburu dan meramu;
a. berburu dan meramu;
b.
beternak;
c.
bercocok tanam di ladang;
d.
menangkap ikan;
e.
bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.
Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian
atau ekonomi suatu masyarakat yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya,
pengelolaan sumber daya alam secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia dalam sektor pertanian hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang
relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi.
Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi
sumber penghasilan utama dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem
industri mengubah pola hidup manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian
hidupnya dari subsistensi hasil produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat
industri, seseorang mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam mencari
pekerjaan.
6. Sistem Religi
Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula
permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa
manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang
dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan
berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan
kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.
Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang
menjadi penyebab lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial
berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari
bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman
dahulu ketika kebudayaan mereka masih primitif.
7. Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari
penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional.
Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai
benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan
hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia
lebih mengarah pada teknikteknik dan proses pembuatan benda seni tersebut.
Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni
musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat.
Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni
patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri
atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan
puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat
ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional
adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah
film, lagu, dan koreografi.
No comments:
Post a Comment