Friday, October 28, 2016

Unsur – Unsur Kebudayaan



Unsur unsur Kebudayaan


Kebudayaan yaitu segala ciptaan manusia yang sesungguhnya merupakan usaha dan memberikan bentuk serta sususan baru dalam pemberian tuhan sesuai dengan kebutuhan jasmani dan rohani.


Menurut Herskovitas (1964:117) mengajukan kebudayaan universal sebagai berikut:


1.    Kebudayaan materi dan pendukungnya, seperti teknologi dan ekonomi.


2.    Institusi sosial, seperti organisasi sosial dan pendidikan.


3.    Manusia dan alam semesta, seperti sistem kepercayaan dan pengawasan kekuasaan.


4.    Estetika, meliputi kesenian grafik dan plastik, falklore, musik, drama, dan tari.


5.    Bahasa.

Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau disebut dengan kultural universal. Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah :

1. Sistem Bahasa


Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan manusia.


Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia secara lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan beserta variasivariasi dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga dan subkeluarga. Menurut Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan tempat yang sangat intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi perkembangan bahasa sering terjadi.

2. Sistem Pengetahuan


Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender pertanian tradisional yang disebut system pranatamangsa yang sejak dahulu telah digunakan oleh nenek moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut Marsono, pranatamangsa dalam masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sistem pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan antara tingkat curah hujan dengan kemarau. Melalui sistem ini para petani akan mengetahui kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam, dan saat memanen hasil pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya didasarkan pada siklus peristiwa alam. Sedangkan Masyarakat daerah pesisir pantai yang bekerja sebagai nelayan menggantungkan hidupnya dari laut sehingga mereka harus mengetahui kondisi laut untuk menentukan saat yang baik untuk menangkap ikan di laut. Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut diperoleh melalui tanda-tanda atau letak gugusan bintang di langit Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai. Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui dengan teliti ciriciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya. Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan mengenai, antara lain


a. alam sekitarnya;


b. tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya;
c.binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya;
d zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya;
e. tubuh manusia;


f. sifat-sifat dan tingkah laku manusia;


g. ruang dan waktu.





3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial


Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi social dalam kehidupannya.
Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial.


4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi


Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.



5. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup


Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain
a. berburu dan meramu;


b. beternak;


c. bercocok tanam di ladang;


d. menangkap ikan;


e. bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.


Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya alam secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi.


Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.


6. Sistem Religi


Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.


Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan mereka masih primitif.


7. Kesenian


Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat.


Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.

URAIAN SINGKAT IRIGASI KOMERING

URAIAN SINGKAT IRIGASI  KOMERING

Saat ini Negara Republik Indonesia sudah menjadi salah satu Negara pengimpor beras di Dunia,apalagi sejak terjadinya krisis moneter yang berkepanjangan dinegara ini telah melumpuhkan struktur ekonomi dan dunia usaha khususnya pada usaha kecil dan menengah termasuk pertanian. Pemerintah terus berupaya untuk memulihkan krisis ini dengan segala daya dan upaya termasuk upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional dengan berswasembada beras, melalui Departemen Pekerjaan Umum upaya untuk swasembada beras terus di optimalkan.
Dengan semakin berkurangnya lahan pertanian dipulau jawa akibat pengembangan industrilisasi, maka pemerintah mencari lahan pengganti diluar pulau jawa dimana salah satunya propinsi Sumatera Selatan dan Lampung. Pada tahun 1969 Departemen Pekerjaan Umum melakukan studi indifikasi untuk mencari pengembangan pertanian didaerah transbasin Ogan, Komering dan Tulang Bawang.
Hasil studi tersebut dilanjutkan serangkaian studi oleh Departemen Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Pengairan yang menyimpulkan adanya potensi pengembangan areal irigasi seluas ± 120.000 Ha.
Dalam upaya peningkatan produksi pangan khususnya padi, Pemerintah Indonesia telah mengambil keputusan untuk pengembangan daerah aliran sungai Komering bagian hulu khususnya daerah Belitang. Dimana transmigrasi pertama ditempatkan sejak tahun 1936. Daerah Irigasi Komering yang mempunyai areal 21.000 Ha ini mensuplai air dari sungai Komering melalui bangunan pengambilan bebas (free intek) di Kurungan Nyawa yang letaknya di hilir bendung perjaya ± 15 km yang dibangun pada zaman kolonial Belanda tahun 1938. Namun prasarana pengairan ini tidak menjamin kontinyunitas debit air karena keterbatasan debit air yang melalui bangunan pengambilan bebas ( free intek ) akibat konstruksinya tidak memadai sehingga :
a.  Pada musim kemarau durasi sungai komering turun mengakibatkan    debit       air  sungai komering yang masuk ke saluran sangat kecil.
 b. Pada musim hujan elevasi sungai komering naik mengakibatkan naik  mengakibatkan debit air sungai komering yang masuk ke saluran relatif  cukup besar, namun kandungan lumpur yang terbawa cukup banyak dan mengendap di saluran.
     
       Program pembangunan Proyek Irigasi Komering meliputi pembangunan Daerah Irigasi  Komering sampai dengan Tahap-II Phase-2 seluas  ±59.129 Ha yang terletak di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Way Kanan Provinsi  Lampung. Dengan rincian tahapan pembangunan sebagai berikut :

I.              Tahap-I  (Th.1990-1996)   
a.       Sub D.I. Belitang              =  20.959 Ha
(Rehabilitasi Saluran Sekunder Belitang dan Pembangunan Bendung Perjaya)  
II.      Tahap-II Phase-1 (Th.1996-2001)                         
a.       Sub D.I. Macak                 =  12.024 Ha
b.      Sub D.I. Komering           =    6.719 Ha
c.       Sub D.I  Bahuga               =    5.281 Ha
      Total                                 =  24.024 Ha
II.                Tahap-II Phase-2 (Th. 2006-2015)           
a. Sub. D.I Bahuga Hilir         =    3.125 Ha

b. Sub. D.I Muncak Kabau     =    6.021 Ha

                                    c. Sub. D.I. Lempuing            =    5.000 Ha  
   Total                                    =  14.146 Ha

         Sebelum pengembangan dan pembangunan Irigasi Komering kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU TIMUR) adalah bagian dari wilayah kabupaten OGAN KOMERING ULU (OKU), dengan perkembangan ekonomi pasca pengembangan dan pembangunan Irigasi Komering dan letak geografis daerah OGAN KOMERING ULU TIMUR menjadi daerah pemekaran dari kabupaten OKU menjadi kabupaten OKU TIMUR  beribu kota di Martapura dengan logo Bendung Perjaya dengan latar belakang persawahan terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten OKU TIMUR dan OKU Selatan tanggal 18 Desember 2003..
Areal Irigasi Komering secara administrasi meliputi 3 kabupaten dan 2 provinsi, dari 3 kabupaten tersebut yang paling luas adalah kabupaten OKU TIMUR dengan luas areal 42.402 Ha. dengan produktivitas  setelah dibangunnya irigasi teknis menjadi  5,92 Ton (GKG)/Ha dengan panen 2 x setahun yang sebelumnya hanya 2,9 Ton (GKG)/Ha dengan panen 1 x setahun
Dengan pengembangan dan pembangunan Daerah Irigasi Komering manfaat yang faktual adalah peningkatan perkembangan ekonomi daerah yang dibangun sehingga menjadi daerah surplus pangan khususnya beras dan secara umum sebagai penyumbang ketahanan pangan nasional.







Pengaruh Hubungan Antara Kawasan Asia Barat Daya (Islam) Dengan Nusantara Terhadap Kondisi Situasi Politik Pada Kerajaan Di Indonesia Pada Abad Ke 7 Sampai Abad 16-An.

Nama : Rahman Abidin

A.    PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Sejak zaman prasejarah, penduduk kepulauan indonesia dikenal sebagai pelayar pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan indonesia degan berbagai daerah di timur tengah.
Bahkan dua abad sebelum tarikh masehi, indonesia (kepulauan nusantara) khususnya sumatra telah dikenal dalam peta dunia masa ini. Peta dunia tertua yang disusun oleh Claudius Ptolemaeus, seorang gubernur kerajaan yunani yang berkedudukan di Alexandria (Mesir), menyusun peta berjudul Geographyle telah menyebut dan memasukkan Nusantara dengan sebutan Barousai. Yang dimaksud tentunya pantai barat Sumatra yang kaya akan kapur barus.
Pedagang-pedagang muslim asal arap, persia dan india juag ada yang sampai ke kepuluan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke 7 M (Abad 1 Hijriah), ketika islam pertama kali berkembang di Timur tengah. Hubungan perdagangan ini juga menjadi hubungan penyebaran agama islam yang semakin lama semakin lebih intensif.
Sejak abad pertama Nusantara yang menghasilkan komoditi rempah-rempah dan banyak disukai di Eropa(Romawi) masa itu menyebabkan perdagangan-perdagangan arap singgah di pantai bart Sumatra dan selat Malaka yang menghubungkan imeperium Timur (kekaisaran Cina). pedagang Arab sudah berperan sebagai pengatur jalur perdagangan Barat-Timur.
Dengan demikian indonesia sudah dikenal sejak zaman dahulu oleh bangsa-bangsa baik di timur maupun di barat, karena menjadi jalur lalu lintas perjalanan. Sebagai wilayah yang mudah dan menghasilkan banyak hasil bumi, maka amat logis jika indonesia menjadi wilayah untuk memperoleh pengaruh, dan tidak terkecuali untuk penyebaran agama islam.

2.    Masalah Penelitian
a.    Pembatasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dari pembaca dan supaya penelitian ini tidak meluas pembahasannya perlu adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1)      Subjek dalam penelitian ini adalah Hubungan asia barat daya (Islam)  dengan nusantara.
2)      Objek penelitian yang digunakan peneliti Kondisi Situasi Politik Pada Kerajaan Islam Di Indonesia Pada Abad Ke 7 Sampai Abad 16-An. Parameter penelitian adalah Buku
b.    Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah. ”Adakah Pengaruh Hubungan Antara Kawasan Asia Barat Daya (Islam) Dengan Nusantara Terhadap Kondisi Situasi Politik Pada Kerajaan Di Indonesia Pada Abad Ke 7 Sampai Abad 16-An”.
3.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Hubungan Antara Kawasan Asia Barat Daya (Islam)  Dengan Nusantara Terhadap Kondisi Situasi Politik Pada Kerajaan Di Indonesia Pada Abad Ke 7 Sampai Abad 16-An.
4.    Manfaat Penelitian
a.    Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi keilmuan  dalam “Pengaruh Hubungan Antara Kawasan Asia Barat Daya (Islam)  Dengan Nusantara Terhadap Kondisi Situasi Politik Pada Kerjaan Di Indonesia Pada Abad Ke 7 Sampai Abad 16-An dan penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penilitian berikutnya”.
b.    Manfaat Praktis
Dengan diadakannya penelitian ini, maka diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui Pengaruh Hubungan Antara Kawasan Asia Barat Daya (Islam)  Dengan Nusantara Terhadap Kondisi Situasi Politik Pada Kerjaan Di Indonesia Pada Abad Ke 7 Sampai Abad 16-An.
5.    Tinjauan Pustaka
Hubugan Asia barat daya (Islam)  dan Nusantara
            Kontak awal kedua wilayah ini, khususnya berkaitan dengan perdagangan, bermula bahkan sejak masa phunisia dan saba, perdagangan arab dan persia dengan dinasty cina, kapal-kapal Arab dan Persia yang berdagang ke Cina melakukan pengembara ke Nusantara jauh sebelum Islam menjadi nyata di bagian manapun di nusantara. (Azyumardi, 2013:19-20).
Kondisi dan Situasi Politik (Nusantara)
            Kondisi atau keadaan yang dimana keadaan di nusantara pada kerajan-kerajaan hindhu budha mengalami kemunduran. Sehingga Islam mengambil keuntungan sebagai politik untuk berdagang dan mendirikan daerah bercorak islam. (abdurrahman, 2013:309).
6.      Metodologi Penelitian
Metode adalah suatu cara jalan, petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis, penelitian adalah penyelidikan yang seksama dan teliti terhadap suatu masalah, atau untuk menyokong atau menolak suatu teori (abdurrahman, 1999:43). Berdasarkan pengertian diatas, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau, dengan kata lain metode penelitian Sejarah adalah instrumen untuk merekomendasikan pristiwa sejarah menjadi sejarah sebagai kisah (Gottschalk, 2008:32), adapun langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini, yaitu:
a.    Heuristik
Heuristik adalah suatu teknik mencari dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah (abduraahman,1999:55). Berhasil tidaknya pencarian sumber, pada dasarnya tergantung dari wawsan peneliti mengenai sumber yang di perlukan dan keterampilan teknis penelusuran sumber. Heuristik merupakan tahap awal dalam etode ini yaitu berupa sejarah dengan mengumpulkan data pustaka yang relevandengan topik yang dibahas lewat sebuah studi pustaka.
b.    Verifikasi
Setelah sumber sejarah dalam berbagai kategorinya itu terkumpul, tahap yang berikutnya ialah verifikasi atau lazim di sebut juaga dengan kritik untuk memperoleh keabsahan sumber. Dalam hal ini kritik sumber terbagi menjadi dua yaitu kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern adalah keabahan tentang keaslian sumber (otentisitas). Peneiti melakukan pengujian ats asli atau tidaknya sumber berarti ia menyeleksi segi-segi fisik dari sumber yang di temukan atau setidaknya dapat diuji berdasarkan sebuah pertanyaan-pertanyaan seperti kapan sumber itu di buat, dimana sumber itu dibuat, dan siapa yag membuat. Kritik intern menguji sumber tentang kesahihan sumber (kredibilitas).
c.    Interpretasi
Setelah fakta untuk mengungkap dan membahas masalah yang diteliti cukup memadai, kemudian dilakukan interpretasi atau penafsiran sejarah yaitu menguraikan makna fakta dan hubungan antara satu fakta dengan fakta lain (abdurrahman, 1999:64). Berdasarkan pada langkah ini setelah di lakukan pembacaan pembacaan data secara kritis terhadap topik “Pengaruh Hubungan Antara Kawasan Asia Barat Daya (Islam) Dengan Nusantara Terhadap Kondisi Situasi Politik Pada Kerjaan Di Indonesia Pada Abad Ke 7 Sampai Abad 16-An” maka di lakukan penguraian-penguraian atas sintesis-sintesis yang dikemukakan oleh beberapa ahli dalam teori-teorinya tersebut. Setelah di uraikan, kemudian di hubungkan suatu fakta dengan fakta lain.
d.   Historiografi
Sebagai fase terakhir dalam metode ini, yaitu historiografi yang artinya cara penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah di lakukan peneliti (Abdurrahman, 1999:76) dari kegiatan fas terakhir ini penulis dapat menilai apakah peneliti yang penulis lakukan dapat berlangsung sesuia dengna prosedur yang di pergunakan sudah tepat atau tidak, sehingga dari historiografi ini dapat di tentukan mutu peneliti sejarah itu sendiri.

7.    Teknik Pengumpilan Data
            Dalam pengumpulan data ini dilakukan dengan teknik studi kepustakaan, yaitu suatu cara pengumpulan informasi maupun berupa sumber-sumber yang relevan dan keterkaitannya dengan masalah penelitian.. adapu sumber-sumber tertulis yang peneliti peroleh antara lain : Perpustakaan Universitas PGRI Palembang, serta buku-buku yang relevan.

8.    Teknik Analisis Data
            teknik analisis data adalah proses mengubah data mentah menjadi data yang bermakna yang mengarah pada kesimpulan (Arikunto, 2010:53). Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif analisis yang bersifat kualitatif. Analisis data kualitatif adalah suatau analisis data yang digunakan untuk permintaan informasi yang bersifat menerangkan dalam bentuk keterampilan yang berupa kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati sampai seditailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya (Arikunto, 2010:22).

A.    HASIL DAN PEMBAHAAN                     
1.      Hubungan Antara Kawasan Asia Barat Daya Dengan Indonesia (Nusantara)
Sejak zaman prasejarah, penduduk kepulauan indonesia dikenal sebagai pelayar pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan indonesia degan berbagai daerah di timur tengah.
Bahkan dua abad sebelum tarikh masehi, indonesia (kepulauan nusantara) khususnya sumatra telah dikenal dalam peta dunia masa ini. Peta dunia tertua yang disusun oleh Claudius Ptolemaeus, seorang gubernur kerajaan yunani yang berkedudukan di Alexandria (Mesir), menyusun peta berjudul Geographyle telah menyebut dan memasukkan Nusantara dengan sebutan Barousai. Yang dimaksud tentunya pantai barat Sumatra yang kaya akan kapur barus.
Pedagang-pedagang muslim asal arap, persia dan india juag ada yang sampai ke kepuluan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke 7 M (Abad 1 Hijriah), ketika islam pertama kali berkembang di Timur tengah. Hubungan perdagangan ini juga menjadi hubungan penyebaran agama islam yang semakin lama semakin lebih intensif.
Sejak abad pertama Nusantara yang menghasilkan komoditi rempah-rempah dan banyak disukai di Eropa(Romawi) masa itu menyebabkan perdagangan-perdagangan arap singgah di pantai bart Sumatra dan selat Malaka yang menghubungkan imeperium Timur (kekaisaran Cina). pedagang Arab sudah berperan sebagai pengatur jalur perdagangan Barat-Timur.
Dengan demikian indonesia sudah dikenal sejak zaman dahulu oleh bangsa-bangsa baik di timur maupun di barat, karena menjadi jalur lalu lintas perjalanan. Sebagai wilayah yang mudah dan menghasilkan banyak hasil bumi, maka amat logis jika indonesia menjadi wilayah untuk memperoleh pengaruh, dan tidak terkecuali untuk penyebaran agama islam.

2.      Teori teori Tentang Masuknya Islam ke Indonesia
Banyak sekali para ahli sejarah yang berbeda pendapat mengenai kapan masuknya islam ke indonesia. Hal itu didasarkan kepada sumber – sumber atau hasil penelitian yang memang berkaitan dengan kapan hal tersebut terjadi. Ada beberapa pendapat yang mengenai teori masuknya islam masuk ke indonesia :
a.       Prof. Dr Snouck Hurgronye (1857 -1936), mengatakan bahwa islam masuk ke indonesia abad ke 13 M dan diimpor dari India, seperti yang di uraikan dalam bukunya The Achehnese.
b.      Eksiklopedia umum, terbitan Yayasan kanisius Yogyakarta 1973, yang bekerja sama dengan Franklin Book Programs halaman 581 mengatakan bahwa agama islam mencapai indonesia dalam pertengahan abad ke – 13M, memalui pedagang Gujarat (India) dan Persia.
c.       Herry W. Hazard, seorang amerika dengan karyanya Atlas of Islamic History (1954), yang mengatakan kaum muslimin pertama kali mengunjungi indonesia diduga pada abad ke 7, yaitu para pedagang Arab yang telah berdiam di Sumatra dan dalam perjalanan ke Cina.
3.      Awal Masuknya islam ke Indonesia
Setelah kita melihat teori teori atau pendapat para ahli (Sejarah) yang beragam tentang masuknya islam ke Indonesia. Dari teori tersebut nampaknyak banyak mengatakan abad ke 7 – 13 M tentang masuknya islam ke Nusantara.
Dapat dikatakan, Masuknya islam ke indonesia berasal dari Arab, persia dan India. Setelah islam berkem di tanah Arab, sudah ada putusan di tanah Cina, yakni pada tahun 651 M.
Perutusan itu sampai di Cina melalui laut, yang mana mereka melalui Selat malaka dengan kemudian singgah di ujung utara pantai sumatra untuk mengisi perbekalan mereka. Kemungkinan besar datangnya islam pada saat itu, dan daerah yang mulai di datangi ialah pesisir Sumatra yang menghadap ke Selat Malaka.
Pada tahun 674 M, di Pantai Utara Aceh telah di temukan orang – orang Arab yang sudah memeluk agama Islam. Tujuan mereka adalah berdagang. Artinya pada abad ini para pedagang dan mubalig islam dari Arab telah menjajaki kaki bahkan mulai berdiam di pantai utara Aceh.
Selain itu ada sumber atau catatan dan pelawat- pelawat arab, misalnya saudagar Sulaiman yang telah mengunjungi Lamuri di pantai utara sumatra sekitar tahun 950 M.
Dengan demikian, sebagai langkah pertama telah di ambil kesimpulan
1.    Islam sudah masuk ke Aceh pada pertengahan abad ke 7 M atau 1 H.
2.    Dalam kerajaan lamuri yang di kunjungi saudagar nakhoda Arab Islam Sulaiman di pertengahan abad ke 9 M, dapat diyakini sudah ada di antaranya memeluk agama islam di wilayah itu.
3.    Masuknya islam ke daerah- daerah lain di indonesia.

Masuknya islam ke daerah – daerah di Indonesia antara lain:
a.       Sulawesi
Secara resmi Islam masuk ke Sulawesi Selatan pada permulaan abad ke 17 M. Yang mana agama Islam diterima oleh Raja Luwuk, pantai Timur Sulawesi Tengah (selatan) 1603 M dan Raja Gowa di Sulawesi Selatan dekat Ujung Pandang (1605). Memang Islam masuk ke Sul-sel agak terlalu lambat jika di bandingkan dengan daerah lain seperti Ternate, Hitu ambon (Maluku), Gorontalo, Buton, Muna, Kendari yang sudah memeluk Islam pada abad ke 15 M. Kemungkinan agama islam di bawa oleh orang – orang aceh yang sudah lama memeluk agama  Islam, dan pada waktu mereka berlayar untuk membeli rempah – rempah di Maluku.
            Masuknya agama Islam ke Sulawesi Utara khususnya Minahasa dimulai pada akhir abad ke 18 M. Yang membawanya ialah pejuang – pejuang dan kemerdekan yang dibuang Belanda dari Pulau Jawa, sumatra dan kalimantan. (Yusliani Noor. 2014:416).
b.      Kalimantan
masuknyanSilam di kalimantan tidak terpisahkan dengan peranan Kerajaan demak yang membantu Pangeran Samudera mengalahkan musuhnya, dalam perebutan kekuasanam kerajaan Banjar, dengan syarat, apabila menang nanti, akan masuk Islam beserta dengan seluruh rakyat kerajaan Banjar. Setelah disetujui dan kerajaan dibangun oleh Pangeran  Samudera dengan bantuan kerajaan Demak. Kemudian Pangeran Samudera mengubah namanya menjadi Sultan Suriansyah setelah masuk agama islam. Hal tersebut berlangsung sekitar abad ke 16 M (1524).
c.       Jawa
Ketika Kerajaan Majapahit masih berkuasa, pada saat itu yang berkembang adalah Hindu. Akan tetapi ketika pemerintah Hayam Wuruk di gantikan oleh Wikramawardhana dan Wirabhumi, telah menyebabkan perpecahan dalam tubuh Kerajaan Majapahit dan ditambah lagi sejak awal abad ke 15 M agam islam mulai masuk di daerah pesisir pantai Pulau jawa.
Agama islam masuk kedalam istana Majapahit melalui suatu perkawinan. Raja kertawijaya (1447-1461)M kawin dengan seorang putri Campa yang suka benaer memajukan agama islam. Saudara sepupunya Raden Rahmat besar pengaruhnya di lingkungan Istana Majaapahit. Dialah yang terkenal dengan Sebutan Sunan Ngampel.
Secara garis besar dapaat dikataakan bahwa penyebaran, pengembangan agama islam di pulau Jawa tidak bisa dipisahkan dengan Wali Songo atau sembilan Wali, mereka adalah :
1.        Maulana Malik Ibrahim, yang wafat 1419 M di Gresik.
2.        Sunan Bonang Putra Sunan Ngampe, mengajar di Bonang, dekat Tuban. Nama sebenarnya ialah Makdum Ibrahim.
3.        Sunan Drajat, atau masih putra Sunan Ngampel adik Sunan Bonang.
4.        Sunan Giri
5.        Sunan Gunung Jati atau Fatahillah yang dimakamkan di gunung jati, Cirebon
6.        Sunan Kalijogo, bertapa di dekat kalijogo Cerebon. Dianggap sebagai wali pelindung kerajaan-kerajaan Yohgya, dan Solo
7.        Sunan Kudus
8.        Sunan Muria dan Raden Prawoto
9.        Sunan Ngampel

d.      Islam ke Sumatra bagian Selatan
Ada beberapa sumber sejarah yang dapat menjelaskan tentang perkembangan agama islam di Sumatra bagian Selatan. Dikatakan bahwa palembang diislamkan dari malaka dan lampung diislamkan dari zman pemerintahan Sultan hasanudin (1550-1570) atau yang disebut Pangeran Sabukkingking putra Sunan Gunung Jati, pengislamannya di perkirakan 1414 M. (Yuslianir. 2014:419).

e.       Riau
Masuknya islam ke daerah Riau dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.        Abad ke 7 dan ke 8 M, dimana pedagang – pedagang Islam, datang ke daerah kuntu kampar dengan maksut hendak berdagang rempah rempah sambil menyiarkan agama Islam kepada penduduk.
2.        Abad ke 9 dan ke 10, 11, masa kekosongan tidak dijumpai lagipedagang arab dan Persia
3.        Abad ke 12, kembalinya pedagang Arab, Persia, Maroko, ke Riau. Islam tersebar dan melekat di hati anak negeri
4.        Abad ke 13 M, Sriwijaya (Budha) kian melemah, sebaliknya Islam naik lagi dengan pindahnya pusat kerajaan islam dari Bagdad ke Mesir (memeluk). Munculnya kerajaan-kerajaan islam di Riau, yaitu Kuntu Kampar
5.        Abad ke 14 dan ke 15 M, kerajaan islam Kuntu Kampar di taklukan oleh P. Adityawarman (Majapahit). Kemudian islam masuk dalam tahap ketiga yaitu dari Pasai juga Malaka. Pada masa kemegahan di Riau muncul kerajaan Islam Kunta Darussalam di Rokan dan kerajaan Siak di Gasib dibawah Sultan Ibrahim.
f.       Minangkabau
Masuknya islam ke Minangkabau diperkirakan pada pertengahan abad ke 14 dari Aceh. Ada juga keterangan yang mengatakan, asalanya dari Hindustan, yang dibawa orang ke Minangkabau melalui negeri Siak, di Timur Laut Minangkabau.
Keterangan lain  mengatakan, yang lebih dahulu membawa Islam ke Minangkabau ialah Syekh Abdul Rahman, berasal dari Bukit Tinggi yang berdagang ke Aceh, ketika dia pulang ke Minangkabau, lalu agama islam dikembangkannya.
Dengan demikian, kawasan Asia Barat Daya, melalui jalur perdagangan, telah melakukan aktivitas dagangnya di bandar – bandar niaga Nusantara. Mereka membawa ajaran Islam. Berdagang sambil berdakwah. Selain itu, islam juga asuk ke Nusantara melalui berbagai interaksi sosial yang intensif. Diantaranya melaui perkawinan, biokrasi pemerrintahan, tasawuf dan tarekat, pendidikan serta kesenian. Agama islam ternyata telah mampu merevitalisasi struktur kehidupan masyarakat Nusantara.

4.    Ibadah Haji
Penduduk indonesia mayoritas Islam. Salah satu kewajiban umat islam adalah menunaikan ibadah haji ke mekkah, jika mampu. Karena itu setiap setiap tahun semakin bertambah kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi bangsa indonesia, maka semakin meningkat jumlah umat islam yang menunaikan  haji dan umroh.
            Dengan tujuan agar dapat melaksanakan rukun islam terakhir maka bangsa indonesia tidak lepas kepentingannya dengan kawasan timur tengah atau Asia Barat Daya untuk menunaikan ibadah haji. (Yusliani. 2014:422).

5.      Kondisi Dan Situasi Politik Masa kedatangan Islam
Kekuasaan islam telah dirintis pada abad ke-7 dan ke-8 masehi, tetapi semua tenggelam dalam hegemologi maritim Sriwijaya yang berpusat di Palembang dan kerajaan Hindu- Jawa seperti Singosari dan Majapahit di Jawa Timur. Pada periode ini para pedagang dan mubaligh muslim membentuk komunitas-komunitas Islam. Mereka memperkenalkan islam yang mengajarkan toleransi dan persamaan derajat di antara sesama. Sementara ajaran hindu menekankan perbedaan derajat manusia.
Masuknya islam ke daerah – daerah di indonesia tidak dalam waktu yang bersamaan. Di samping itu, keadaan politik dan sosial budaya daerah ketika didatangi Islam juga berlainan. Datangnya orang-orang islam ke daerah-daerah yang baru disinggahi sama sekali belum memperlihatkan dampak-dampak politik, karena pada awalnya mereka datang hanya untuk usaha pelayaran dan perdagangan. Kemajuan politik dan ekonomi Sriwijaya berlangsung sampai abad ke-12 M. Pada akhir abad ke-12 M, keraaan mulai memasuki masa kemunduran di bidang politik dan ekonomi. Kemunduran Sriwijaya ini dipercepat oleh usaha-usaha kerajan Singasari yang sedang bangkit di jawa. Kelemahan Sriwijaya dimanfaatkan oleh pedagang muslim untuk mendapatkan keuntungan politik dan perdaganga. Mereka mendukung daerah-daerah yang muncul, dan daerah yang menyatakan diri sebagai kerajaan bercorak Islam, yaitu Kerajaan Samudra Pasai di pesisir timur laut Aceh. Deerah ini sudah disinggahi pedagang muslim sejak abad ke-7 dan ke-8 M. Proses islamisasi tentu telah berjalan di sana sejak abad itu. Bail dalam bidang politik maupun perdagangan.
Kita telah mengetahui bahwa dalam masa kedatangan dan penyebaran islam, di indonesia terdapat negara-negara yang bercorak Hindu-budha. Di sumatra terdapat kerajaan Sriwijya dan melayu, di jawa terdapat Majapahit dan Sunda-pajajaran, di Kalimantan terdapat kerajaan Negara daha dan Kutai. di bali kerajan bercorak hindu masuh terus sampai abd ke 20.
Pada waktu itu dibeberapa daerah lainnya masih terdapat banyak kerajaan yang sedikit atau sama sekali tidak mendapat pengaruh dari kerajaan hindu seperti Gawo, Wajo, Bone dan lain lainnya. Seperti di beritakan oleh tome pire (1512-1215), disana terdapat lebih kurang 50 kerajaan yang subur, tetapi masih berhala. (Poesponegoro. 2011:20)
Dari pelayaran dan perdagangan dapt kita ketahui adanya suatu struktur sosial, hubungan satu dengan lain, pengaruh kebudayaan yang dibawa oleh orang-orang india terutama golongan brahmana lebih meresap ke golongan elite dan bangsawan daripada masyarakat umum.
Bahasa-bahasa yang digunakan di kepulauan Indonesia pada waktu sebelum dan masa kedatangan serta penyebaran Islam bermacam-macam. Di jawa behasa yang dipergunakan adalah jawa kuno, sunda kuno,dan di daerah-daerah sumatra dan semenanjung melayu dipergunkan bahasa melayu. Salain itu terdapat hasa lain yaitu batak, kubu, nias, minangkabau, dan padang. Hampir setiap suku bangsa memakai bahasnya sendiri.
Kemunduran Sriwijaya disebabkan faktor politik ekspansi dari kerajaan Singasari dan majapahit, di samping kemungkinan peluasan pengaruh cina dan kerajaan-kerajaan di dataran asia tenggara. Untuk majapahit faktor politik dalam negeri sendiri, yaitu pemberontakan dan sengketa di anggota keluarraja dalam perebutan kekuasaan.
Keguncangan dalam kehidupan politik dan ekonomi mengakibatkan pula keguncangan pada kehidupan sosial budaya. Sementara itu, dalam suasana politik yang kacau, banyak pedagang muslim yang mengunjungi nusantara mereka juga berdiam di perkampungan-perkampungan. Sudah tentu diantara meraka terdapat orang kaya, dan orang muslim tersebut menerima dan memakai bahasa penduduk setempat. Mereka juga menerima adat kebiasaan setempat, dan melakukan perkawinan dengan perempuan-perempuan setempat yang meraka islamkan.
Untuk kepentingan pribadi atau untuk sebab-sebab lain, mereka mencari budak-budak tersebut menjadi muslim. Dengan cara ini, tiap keluarga muslim menjadi keluarga inti masyarakat muslim dan pusata kegiatan peng-islam-an. Dengan cara perkawinan pula islam memasuki lapisan masyarakat bangsawan. Kemudian orang-orang di daerah sekitar tertari akan islam karena pedagang-pedagang muslim dapat menunjukkan sifat-sifat dan tingkah laku yang baik dan pengetahuan keagamaan yang tinggi.
Rakyat umumnya memandang pemimpin-pemimpin dan bangsawan-bangsawannya sebagai contoh-contoh yang baik untuk di ikuti. Dengan demikian, apabila seorang pemimpin atau bangsawan memeluk agama islam maka rakyat mengikutunya, karna islam tidak mengenal kasta dan tidak mengenal golongan dalam masyarakat. (Poesponegoro. 2011:20)
Jelaslah bahwa islamisasi di indonesia terjadi dan dipermudah karena ada dua pihak, yakni orang muslim yang datang mengajarkan agam islam dan golongan dan golongan masyarakat islam di indonesia sendiri yang menerimanya.
Karena kekacauan dalam negeri sendiri akibatnya perebutan kekuasaan di istana, kerajaan Singasari, juga pelanjutnya Majapahit, tidak mampu mengontrol daerah Melayu dan Malaka dengan baik, sehingga kerajaan Samudra Pasai dan Malaka dapat berkembang dan mencapai puncak kejayaannya hingga abad ke-16 M. (Poesponegoro.2011:20)
Akhirnya kerajaan Sriwijaya, Singasari dan majapahit menjadi melemah dan tidak memiliki kekuatan yang berarti.
Tidak lama kemudian muncul beberapa kerajaan islam yang juga bersama dalam pengembangan agama Islam di Indonesia, yaitu kemudian di teruskan kerajaan Aceh Darusalam (abad ke-15). (Munir. 2014:310)
            Setelah kedatangan islam, terjadi proses penyebaran dan akibatnya tumbuh dan berkembanglah kerajaan-kerajaan Islam di kepulauan Indonesia kerajaan-kerajaan Islam itu tumbuh dan berkembang di berbagai daerah, yaitu di Sumatra, Jawa, Nusan Tenggar, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan (Poesponegoro, 2011:21) 
      Sepanjang pantai pesisir barat sumatra dan pesisir selat malaka telah banyak kerajaan islam baik yang besar maupun kecil. Kerajaan kerajaan tersebut, antara lain aceh, bican, lambri, pedir, pirade, pase aru, arcat, rupat, siak, kampar, tongkal, indragiri, jambi, palembang, andalas, pariaman, minangkabau, tiku, panchur, barus, dan lainnya.kerajaan kerajaan tersebut ada yang tengah mengalami pertumbuhan dan ada pula yang mengalami keruntuhan karena pergeseran politik satu dengan yang lainnya. (Poesponegoro. 2011:20)

B.     KESIMPULAN
Hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada  sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil tes maka ada pengaruh hubungan antara kawasan asia barat daya (islam)  dengan nusantara terhadap kondisi situasi politik pada kerjaan-kerajaan islam di indonesia pada abad ke 7 sampai abad 16-an. Hal ini dapat dilihat dari adanya hubungan dagang dan  Masuknya islam ke daerah – daerah di indonesia tidak dalam waktu yang bersamaan. Di samping itu, keadaan politik dan sosial budaya daerah ketika didatangi Islam juga berlainan. Datangnya orang-orang islam ke daerah-daerah yang baru disinggahi sama sekali belum memperlihatkan dampak-dampak politik, karena pada awalnya mereka datang hanya untuk usaha pelayaran dan perdagangan.
Kemajuan politik dan ekonomi Sriwijaya berlangsung sampai abad ke-12 M. Pada akhir abad ke-12 M, keraaan mulai memasuki masa kemunduran di bidang politik dan ekonomi. Kemunduran Sriwijaya ini dipercepat oleh usaha-usaha kerajan Singasari yang sedang bangkit di jawa. Kelemahan Sriwijaya dimanfaatkan oleh pedagang muslim untuk mendapatkan keuntungan politik dan perdaganga. Mereka mendukung daerah-daerah yang muncul, dan daerah yang menyatakan diri sebagai kerajaan bercorak Islam, yaitu Kerajaan Samudra Pasai di pesisir timur laut Aceh. Deerah ini sudah disinggahi pedagang muslim sejak abad ke-7 dan ke-8 M. Proses islamisasi tentu telah berjalan di sana sejak abad itu. Bail dalam bidang politik maupun perdagangan. Masuknya islam ke daerah – daerah di indonesia tidak dalam waktu yang bersamaan. Di samping itu, keadaan politik dan sosial budaya daerah ketika didatangi Islam juga berlainan. Datangnya orang-orang islam ke daerah-daerah yang baru disinggahi sama sekali belum memperlihatkan dampak-dampak politik, karena pada awalnya mereka datang hanya untuk usaha pelayaran dan perdagangan. Kemajuan politik dan ekonomi Sriwijaya berlangsung sampai abad ke-12 M. Pada akhir abad ke-12 M, keraaan mulai memasuki masa kemunduran di bidang politik dan ekonomi. Kemunduran Sriwijaya ini dipercepat oleh usaha-usaha kerajan Singasari yang sedang bangkit di jawa. Kelemahan Sriwijaya dimanfaatkan oleh pedagang muslim untuk mendapatkan keuntungan politik dan perdaganga. Mereka mendukung daerah-daerah yang muncul, dan daerah yang menyatakan diri sebagai kerajaan bercorak Islam, yaitu Kerajaan Samudra Pasai di pesisir timur laut Aceh. Deerah ini sudah disinggahi pedagang muslim sejak abad ke-7 dan ke-8 M. Proses islamisasi tentu telah berjalan di sana sejak abad itu. Baik dalam bidang politik maupun perdagangan.

DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyumardi. 2013. Jaringan Ulama. Jakarta : Kencana.
Noor, Yusliani. 2014. Sejrah Timur Tengah. Yogyakarta : Ombak.
Amin, Samsul Munir. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Amzah.
Poesponegoro, Marwati Djoened. 2011. Sejarah Nasional indonesia III. Jakarta : Balai
Pustaka.

A History Of Historical Writing (Sebuah Sejarah Penulisan)

Sejarah Berikut adalah poin utama yang telah kita berusaha untuk membangun sejauh dalam bab ini: Sejarah baru lebih dari konsepsi baru ...