Nama : Rahman Abidin
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Sejak
zaman prasejarah, penduduk kepulauan indonesia dikenal sebagai pelayar pelayar
yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad masehi sudah ada
rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan indonesia degan berbagai
daerah di timur tengah.
Bahkan
dua abad sebelum tarikh masehi, indonesia (kepulauan nusantara) khususnya
sumatra telah dikenal dalam peta dunia masa ini. Peta dunia tertua yang disusun
oleh Claudius Ptolemaeus, seorang gubernur kerajaan yunani yang berkedudukan di
Alexandria (Mesir), menyusun peta berjudul Geographyle telah menyebut dan
memasukkan Nusantara dengan sebutan Barousai. Yang dimaksud tentunya pantai
barat Sumatra yang kaya akan kapur barus.
Pedagang-pedagang
muslim asal arap, persia dan india juag ada yang sampai ke kepuluan Indonesia
untuk berdagang sejak abad ke 7 M (Abad 1 Hijriah), ketika islam pertama kali
berkembang di Timur tengah. Hubungan perdagangan ini juga menjadi hubungan
penyebaran agama islam yang semakin lama semakin lebih intensif.
Sejak
abad pertama Nusantara yang menghasilkan komoditi rempah-rempah dan banyak
disukai di Eropa(Romawi) masa itu menyebabkan perdagangan-perdagangan arap
singgah di pantai bart Sumatra dan selat Malaka yang menghubungkan imeperium
Timur (kekaisaran Cina). pedagang Arab sudah berperan sebagai pengatur jalur
perdagangan Barat-Timur.
Dengan
demikian indonesia sudah dikenal sejak zaman dahulu oleh bangsa-bangsa baik di
timur maupun di barat, karena menjadi jalur lalu lintas perjalanan. Sebagai wilayah
yang mudah dan menghasilkan banyak hasil bumi, maka amat logis jika indonesia
menjadi wilayah untuk memperoleh pengaruh, dan tidak terkecuali untuk
penyebaran agama islam.
2. Masalah Penelitian
a.
Pembatasan
Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dari pembaca dan supaya
penelitian ini tidak meluas pembahasannya perlu adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1)
Subjek dalam penelitian ini adalah Hubungan asia barat
daya (Islam)
dengan nusantara.
2)
Objek penelitian yang digunakan peneliti
Kondisi Situasi Politik Pada Kerajaan Islam Di Indonesia Pada Abad Ke 7 Sampai
Abad 16-An. Parameter penelitian
adalah Buku
b.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah. ”Adakah Pengaruh Hubungan Antara Kawasan Asia
Barat Daya (Islam) Dengan Nusantara Terhadap Kondisi Situasi Politik Pada
Kerajaan Di Indonesia Pada Abad Ke 7 Sampai Abad 16-An”.
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Hubungan Antara Kawasan
Asia Barat Daya (Islam) Dengan Nusantara
Terhadap Kondisi Situasi Politik Pada Kerajaan Di Indonesia Pada Abad Ke 7
Sampai Abad 16-An.
4. Manfaat Penelitian
a.
Manfaat
Teoritis
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
referensi keilmuan dalam “Pengaruh
Hubungan Antara Kawasan Asia Barat Daya (Islam) Dengan Nusantara Terhadap Kondisi Situasi
Politik Pada Kerjaan Di Indonesia Pada Abad Ke 7 Sampai Abad 16-An dan
penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penilitian berikutnya”.
b.
Manfaat
Praktis
Dengan diadakannya penelitian ini,
maka diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu penelitian ini bermanfaat untuk
mengetahui Pengaruh Hubungan Antara Kawasan Asia Barat Daya
(Islam) Dengan Nusantara Terhadap Kondisi
Situasi Politik Pada Kerjaan Di Indonesia Pada Abad Ke 7 Sampai Abad 16-An.
5.
Tinjauan
Pustaka
Hubugan Asia barat daya (Islam) dan Nusantara
Kontak
awal kedua wilayah ini, khususnya berkaitan dengan perdagangan, bermula bahkan
sejak masa phunisia dan saba, perdagangan arab dan persia dengan dinasty cina,
kapal-kapal Arab dan Persia yang berdagang ke Cina melakukan pengembara ke
Nusantara jauh sebelum Islam menjadi nyata di bagian manapun di nusantara.
(Azyumardi, 2013:19-20).
Kondisi dan Situasi Politik (Nusantara)
Kondisi
atau keadaan yang dimana keadaan di nusantara pada kerajan-kerajaan hindhu
budha mengalami kemunduran. Sehingga Islam mengambil keuntungan sebagai politik
untuk berdagang dan mendirikan daerah bercorak islam. (abdurrahman, 2013:309).
6.
Metodologi
Penelitian
Metode adalah suatu
cara jalan, petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis, penelitian adalah
penyelidikan yang seksama dan teliti terhadap suatu masalah, atau untuk
menyokong atau menolak suatu teori (abdurrahman, 1999:43). Berdasarkan
pengertian diatas, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian
sejarah. Metode penelitian sejarah adalah proses menguji dan menganalisis
secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau, dengan kata lain metode
penelitian Sejarah adalah instrumen untuk merekomendasikan pristiwa sejarah
menjadi sejarah sebagai kisah (Gottschalk, 2008:32), adapun langkah-langkah
dalam melakukan penelitian ini, yaitu:
a. Heuristik
Heuristik adalah suatu
teknik mencari dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah (abduraahman,1999:55). Berhasil
tidaknya pencarian sumber, pada dasarnya tergantung dari wawsan peneliti
mengenai sumber yang di perlukan dan keterampilan teknis penelusuran sumber.
Heuristik merupakan tahap awal dalam etode ini yaitu berupa sejarah dengan
mengumpulkan data pustaka yang relevandengan topik yang dibahas lewat sebuah
studi pustaka.
b. Verifikasi
Setelah sumber sejarah
dalam berbagai kategorinya itu terkumpul, tahap yang berikutnya ialah
verifikasi atau lazim di sebut juaga dengan kritik untuk memperoleh keabsahan
sumber. Dalam hal ini kritik sumber terbagi menjadi dua yaitu kritik ekstern
dan kritik intern. Kritik ekstern adalah keabahan tentang keaslian sumber
(otentisitas). Peneiti melakukan pengujian ats asli atau tidaknya sumber
berarti ia menyeleksi segi-segi fisik dari sumber yang di temukan atau
setidaknya dapat diuji berdasarkan sebuah pertanyaan-pertanyaan seperti kapan
sumber itu di buat, dimana sumber itu dibuat, dan siapa yag membuat. Kritik
intern menguji sumber tentang kesahihan sumber (kredibilitas).
c. Interpretasi
Setelah fakta untuk
mengungkap dan membahas masalah yang diteliti cukup memadai, kemudian dilakukan
interpretasi atau penafsiran sejarah yaitu menguraikan makna fakta dan hubungan
antara satu fakta dengan fakta lain (abdurrahman, 1999:64). Berdasarkan pada
langkah ini setelah di lakukan pembacaan pembacaan data secara kritis terhadap
topik “Pengaruh Hubungan Antara Kawasan Asia Barat Daya (Islam) Dengan
Nusantara Terhadap Kondisi Situasi Politik Pada Kerjaan Di Indonesia Pada Abad
Ke 7 Sampai Abad 16-An” maka di lakukan penguraian-penguraian atas
sintesis-sintesis yang dikemukakan oleh beberapa ahli dalam teori-teorinya
tersebut. Setelah di uraikan, kemudian di hubungkan suatu fakta dengan fakta
lain.
d. Historiografi
Sebagai fase terakhir
dalam metode ini, yaitu historiografi yang artinya cara penulisan, pemaparan,
atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah di lakukan peneliti
(Abdurrahman, 1999:76) dari kegiatan fas terakhir ini penulis dapat menilai
apakah peneliti yang penulis lakukan dapat berlangsung sesuia dengna prosedur
yang di pergunakan sudah tepat atau tidak, sehingga dari historiografi ini
dapat di tentukan mutu peneliti sejarah itu sendiri.
7.
Teknik
Pengumpilan Data
Dalam
pengumpulan data ini dilakukan dengan teknik studi kepustakaan, yaitu suatu
cara pengumpulan informasi maupun berupa sumber-sumber yang relevan dan
keterkaitannya dengan masalah penelitian.. adapu sumber-sumber tertulis yang
peneliti peroleh antara lain : Perpustakaan Universitas PGRI Palembang, serta
buku-buku yang relevan.
8.
Teknik
Analisis Data
teknik analisis
data adalah proses mengubah data mentah menjadi data yang bermakna yang
mengarah pada kesimpulan (Arikunto, 2010:53). Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan teknik deskriptif analisis yang bersifat kualitatif.
Analisis data kualitatif adalah suatau analisis data yang digunakan untuk
permintaan informasi yang bersifat menerangkan dalam bentuk keterampilan yang
berupa kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan
benda-benda yang diamati sampai seditailnya agar dapat ditangkap makna yang
tersirat dalam dokumen atau bendanya (Arikunto, 2010:22).
A.
HASIL
DAN PEMBAHAAN
1.
Hubungan
Antara Kawasan Asia Barat Daya Dengan Indonesia (Nusantara)
Sejak zaman prasejarah,
penduduk kepulauan indonesia dikenal sebagai pelayar pelayar yang sanggup
mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad masehi sudah ada rute-rute pelayaran
dan perdagangan antara kepulauan indonesia degan berbagai daerah di timur
tengah.
Bahkan dua abad sebelum
tarikh masehi, indonesia (kepulauan nusantara) khususnya sumatra telah dikenal
dalam peta dunia masa ini. Peta dunia tertua yang disusun oleh Claudius
Ptolemaeus, seorang gubernur kerajaan yunani yang berkedudukan di Alexandria
(Mesir), menyusun peta berjudul Geographyle telah menyebut dan memasukkan
Nusantara dengan sebutan Barousai. Yang dimaksud tentunya pantai barat Sumatra
yang kaya akan kapur barus.
Pedagang-pedagang
muslim asal arap, persia dan india juag ada yang sampai ke kepuluan Indonesia
untuk berdagang sejak abad ke 7 M (Abad 1 Hijriah), ketika islam pertama kali
berkembang di Timur tengah. Hubungan perdagangan ini juga menjadi hubungan
penyebaran agama islam yang semakin lama semakin lebih intensif.
Sejak abad pertama
Nusantara yang menghasilkan komoditi rempah-rempah dan banyak disukai di
Eropa(Romawi) masa itu menyebabkan perdagangan-perdagangan arap singgah di
pantai bart Sumatra dan selat Malaka yang menghubungkan imeperium Timur
(kekaisaran Cina). pedagang Arab sudah berperan sebagai pengatur jalur
perdagangan Barat-Timur.
Dengan demikian
indonesia sudah dikenal sejak zaman dahulu oleh bangsa-bangsa baik di timur
maupun di barat, karena menjadi jalur lalu lintas perjalanan. Sebagai wilayah
yang mudah dan menghasilkan banyak hasil bumi, maka amat logis jika indonesia
menjadi wilayah untuk memperoleh pengaruh, dan tidak terkecuali untuk
penyebaran agama islam.
2.
Teori
teori Tentang Masuknya Islam ke Indonesia
Banyak sekali para ahli
sejarah yang berbeda pendapat mengenai kapan masuknya islam ke indonesia. Hal
itu didasarkan kepada sumber – sumber atau hasil penelitian yang memang
berkaitan dengan kapan hal tersebut terjadi. Ada beberapa pendapat yang
mengenai teori masuknya islam masuk ke indonesia :
a. Prof.
Dr Snouck Hurgronye (1857 -1936), mengatakan bahwa islam masuk ke indonesia
abad ke 13 M dan diimpor dari India, seperti yang di uraikan dalam bukunya The
Achehnese.
b. Eksiklopedia
umum, terbitan Yayasan kanisius Yogyakarta 1973, yang bekerja sama dengan
Franklin Book Programs halaman 581 mengatakan bahwa agama islam mencapai
indonesia dalam pertengahan abad ke – 13M, memalui pedagang Gujarat (India) dan
Persia.
c. Herry
W. Hazard, seorang amerika dengan karyanya Atlas of Islamic History (1954),
yang mengatakan kaum muslimin pertama kali mengunjungi indonesia diduga pada
abad ke 7, yaitu para pedagang Arab yang telah berdiam di Sumatra dan dalam
perjalanan ke Cina.
3.
Awal
Masuknya islam ke Indonesia
Setelah kita melihat
teori teori atau pendapat para ahli (Sejarah) yang beragam tentang masuknya
islam ke Indonesia. Dari teori tersebut nampaknyak banyak mengatakan abad ke 7
– 13 M tentang masuknya islam ke Nusantara.
Dapat dikatakan,
Masuknya islam ke indonesia berasal dari Arab, persia dan India. Setelah islam
berkem di tanah Arab, sudah ada putusan di tanah Cina, yakni pada tahun 651 M.
Perutusan itu sampai di
Cina melalui laut, yang mana mereka melalui Selat malaka dengan kemudian
singgah di ujung utara pantai sumatra untuk mengisi perbekalan mereka.
Kemungkinan besar datangnya islam pada saat itu, dan daerah yang mulai di
datangi ialah pesisir Sumatra yang menghadap ke Selat Malaka.
Pada tahun 674 M, di
Pantai Utara Aceh telah di temukan orang – orang Arab yang sudah memeluk agama
Islam. Tujuan mereka adalah berdagang. Artinya
pada abad ini para pedagang dan mubalig islam dari Arab telah menjajaki kaki
bahkan mulai berdiam di pantai utara Aceh.
Selain itu ada sumber
atau catatan dan pelawat- pelawat arab, misalnya saudagar Sulaiman yang telah
mengunjungi Lamuri di pantai utara sumatra sekitar tahun 950 M.
Dengan demikian,
sebagai langkah pertama telah di ambil kesimpulan
1. Islam
sudah masuk ke Aceh pada pertengahan abad ke 7 M atau 1 H.
2. Dalam
kerajaan lamuri yang di kunjungi saudagar nakhoda Arab Islam Sulaiman di
pertengahan abad ke 9 M, dapat diyakini sudah ada di antaranya memeluk agama
islam di wilayah itu.
3. Masuknya
islam ke daerah- daerah lain di indonesia.
Masuknya islam ke daerah – daerah di Indonesia
antara lain:
a. Sulawesi
Secara resmi Islam masuk ke Sulawesi Selatan pada
permulaan abad ke 17 M. Yang mana agama Islam diterima oleh Raja Luwuk, pantai
Timur Sulawesi Tengah (selatan) 1603 M dan Raja Gowa di Sulawesi Selatan dekat
Ujung Pandang (1605). Memang Islam masuk ke Sul-sel agak terlalu lambat jika di
bandingkan dengan daerah lain seperti Ternate, Hitu ambon (Maluku), Gorontalo,
Buton, Muna, Kendari yang sudah memeluk Islam pada abad ke 15 M. Kemungkinan
agama islam di bawa oleh orang – orang aceh yang sudah lama memeluk agama Islam, dan pada waktu mereka berlayar untuk
membeli rempah – rempah di Maluku.
Masuknya
agama Islam ke Sulawesi Utara khususnya Minahasa dimulai pada akhir abad ke 18
M. Yang membawanya ialah pejuang – pejuang dan kemerdekan yang dibuang Belanda
dari Pulau Jawa, sumatra dan kalimantan. (Yusliani Noor. 2014:416).
b. Kalimantan
masuknyanSilam di kalimantan tidak terpisahkan
dengan peranan Kerajaan demak yang membantu Pangeran Samudera mengalahkan
musuhnya, dalam perebutan kekuasanam kerajaan Banjar, dengan syarat, apabila
menang nanti, akan masuk Islam beserta dengan seluruh rakyat kerajaan Banjar.
Setelah disetujui dan kerajaan dibangun oleh Pangeran Samudera dengan bantuan kerajaan Demak.
Kemudian Pangeran Samudera mengubah namanya menjadi Sultan Suriansyah setelah
masuk agama islam. Hal tersebut berlangsung sekitar abad ke 16 M (1524).
c. Jawa
Ketika Kerajaan
Majapahit masih berkuasa, pada saat itu yang berkembang adalah Hindu. Akan
tetapi ketika pemerintah Hayam Wuruk di gantikan oleh Wikramawardhana dan
Wirabhumi, telah menyebabkan perpecahan dalam tubuh Kerajaan Majapahit dan ditambah
lagi sejak awal abad ke 15 M agam islam mulai masuk di daerah pesisir pantai
Pulau jawa.
Agama islam masuk
kedalam istana Majapahit melalui suatu perkawinan. Raja kertawijaya
(1447-1461)M kawin dengan seorang putri Campa yang suka benaer memajukan agama
islam. Saudara sepupunya Raden Rahmat besar pengaruhnya di lingkungan Istana
Majaapahit. Dialah yang terkenal dengan Sebutan Sunan Ngampel.
Secara garis besar
dapaat dikataakan bahwa penyebaran, pengembangan agama islam di pulau Jawa
tidak bisa dipisahkan dengan Wali Songo atau sembilan Wali, mereka adalah :
1.
Maulana Malik Ibrahim, yang wafat 1419 M
di Gresik.
2.
Sunan Bonang Putra Sunan Ngampe,
mengajar di Bonang, dekat Tuban. Nama sebenarnya ialah Makdum Ibrahim.
3.
Sunan Drajat, atau masih putra Sunan Ngampel
adik Sunan Bonang.
4.
Sunan Giri
5.
Sunan Gunung Jati atau Fatahillah yang
dimakamkan di gunung jati, Cirebon
6.
Sunan Kalijogo, bertapa di dekat
kalijogo Cerebon. Dianggap sebagai wali pelindung kerajaan-kerajaan Yohgya, dan
Solo
7.
Sunan Kudus
8.
Sunan Muria dan Raden Prawoto
9.
Sunan Ngampel
d. Islam
ke Sumatra bagian Selatan
Ada beberapa sumber
sejarah yang dapat menjelaskan tentang perkembangan agama islam di Sumatra
bagian Selatan. Dikatakan bahwa palembang diislamkan dari malaka dan lampung
diislamkan dari zman pemerintahan Sultan hasanudin (1550-1570) atau yang
disebut Pangeran Sabukkingking putra Sunan Gunung Jati, pengislamannya di
perkirakan 1414 M. (Yuslianir. 2014:419).
e. Riau
Masuknya islam ke
daerah Riau dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Abad ke 7 dan ke 8 M, dimana pedagang –
pedagang Islam, datang ke daerah kuntu kampar dengan maksut hendak berdagang
rempah rempah sambil menyiarkan agama Islam kepada penduduk.
2.
Abad ke 9 dan ke 10, 11, masa kekosongan
tidak dijumpai lagipedagang arab dan Persia
3.
Abad ke 12, kembalinya pedagang Arab,
Persia, Maroko, ke Riau. Islam tersebar dan melekat di hati anak negeri
4.
Abad ke 13 M, Sriwijaya (Budha) kian
melemah, sebaliknya Islam naik lagi dengan pindahnya pusat kerajaan islam dari
Bagdad ke Mesir (memeluk). Munculnya kerajaan-kerajaan islam di Riau, yaitu
Kuntu Kampar
5.
Abad ke 14 dan ke 15 M, kerajaan islam
Kuntu Kampar di taklukan oleh P. Adityawarman (Majapahit). Kemudian islam masuk
dalam tahap ketiga yaitu dari Pasai juga Malaka. Pada masa kemegahan di Riau
muncul kerajaan Islam Kunta Darussalam di Rokan dan kerajaan Siak di Gasib
dibawah Sultan Ibrahim.
f. Minangkabau
Masuknya islam ke
Minangkabau diperkirakan pada pertengahan abad ke 14 dari Aceh. Ada juga
keterangan yang mengatakan, asalanya dari Hindustan, yang dibawa orang ke
Minangkabau melalui negeri Siak, di Timur Laut Minangkabau.
Keterangan lain mengatakan, yang lebih dahulu membawa Islam
ke Minangkabau ialah Syekh Abdul Rahman, berasal dari Bukit Tinggi yang
berdagang ke Aceh, ketika dia pulang ke Minangkabau, lalu agama islam
dikembangkannya.
Dengan demikian,
kawasan Asia Barat Daya, melalui jalur perdagangan, telah melakukan aktivitas
dagangnya di bandar – bandar niaga Nusantara. Mereka membawa ajaran Islam.
Berdagang sambil berdakwah. Selain itu, islam juga asuk ke Nusantara melalui
berbagai interaksi sosial yang intensif. Diantaranya melaui perkawinan,
biokrasi pemerrintahan, tasawuf dan tarekat, pendidikan serta kesenian. Agama
islam ternyata telah mampu merevitalisasi struktur kehidupan masyarakat Nusantara.
4. Ibadah Haji
Penduduk indonesia
mayoritas Islam. Salah satu kewajiban umat islam adalah menunaikan ibadah haji
ke mekkah, jika mampu. Karena itu setiap setiap tahun semakin bertambah
kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi bangsa indonesia, maka semakin meningkat
jumlah umat islam yang menunaikan haji
dan umroh.
Dengan
tujuan agar dapat melaksanakan rukun islam terakhir maka bangsa indonesia tidak
lepas kepentingannya dengan kawasan timur tengah atau Asia Barat Daya untuk
menunaikan ibadah haji. (Yusliani. 2014:422).
5.
Kondisi
Dan Situasi Politik Masa kedatangan Islam
Kekuasaan islam telah
dirintis pada abad ke-7 dan ke-8 masehi, tetapi semua tenggelam dalam
hegemologi maritim Sriwijaya yang berpusat di Palembang dan kerajaan Hindu-
Jawa seperti Singosari dan Majapahit di Jawa Timur. Pada periode ini para
pedagang dan mubaligh muslim membentuk komunitas-komunitas Islam. Mereka
memperkenalkan islam yang mengajarkan toleransi dan persamaan derajat di antara
sesama. Sementara ajaran hindu menekankan perbedaan derajat manusia.
Masuknya islam ke
daerah – daerah di indonesia tidak dalam waktu yang bersamaan. Di samping itu, keadaan
politik dan sosial budaya daerah ketika didatangi Islam juga berlainan.
Datangnya orang-orang islam ke daerah-daerah yang baru disinggahi sama sekali
belum memperlihatkan dampak-dampak politik, karena pada awalnya mereka datang
hanya untuk usaha pelayaran dan perdagangan. Kemajuan politik dan ekonomi
Sriwijaya berlangsung sampai abad ke-12 M. Pada akhir abad ke-12 M, keraaan
mulai memasuki masa kemunduran di bidang politik dan ekonomi. Kemunduran Sriwijaya
ini dipercepat oleh usaha-usaha kerajan Singasari yang sedang bangkit di jawa.
Kelemahan Sriwijaya dimanfaatkan oleh pedagang muslim untuk mendapatkan
keuntungan politik dan perdaganga. Mereka mendukung daerah-daerah yang muncul,
dan daerah yang menyatakan diri sebagai kerajaan bercorak Islam, yaitu Kerajaan
Samudra Pasai di pesisir timur laut Aceh. Deerah ini sudah disinggahi pedagang
muslim sejak abad ke-7 dan ke-8 M. Proses islamisasi tentu telah berjalan di
sana sejak abad itu. Bail dalam bidang politik maupun perdagangan.
Kita telah mengetahui
bahwa dalam masa kedatangan dan penyebaran islam, di indonesia terdapat
negara-negara yang bercorak Hindu-budha. Di sumatra terdapat kerajaan Sriwijya
dan melayu, di jawa terdapat Majapahit dan Sunda-pajajaran, di Kalimantan
terdapat kerajaan Negara daha dan Kutai. di bali kerajan bercorak hindu masuh
terus sampai abd ke 20.
Pada waktu itu
dibeberapa daerah lainnya masih terdapat banyak kerajaan yang sedikit atau sama
sekali tidak mendapat pengaruh dari kerajaan hindu seperti Gawo, Wajo, Bone dan
lain lainnya. Seperti di beritakan oleh tome pire (1512-1215), disana terdapat
lebih kurang 50 kerajaan yang subur, tetapi masih berhala. (Poesponegoro.
2011:20)
Dari pelayaran dan
perdagangan dapt kita ketahui adanya suatu struktur sosial, hubungan satu
dengan lain, pengaruh kebudayaan yang dibawa oleh orang-orang india terutama
golongan brahmana lebih meresap ke golongan elite dan bangsawan daripada
masyarakat umum.
Bahasa-bahasa yang
digunakan di kepulauan Indonesia pada waktu sebelum dan masa kedatangan serta
penyebaran Islam bermacam-macam. Di jawa behasa yang dipergunakan adalah jawa
kuno, sunda kuno,dan di daerah-daerah sumatra dan semenanjung melayu
dipergunkan bahasa melayu. Salain itu terdapat hasa lain yaitu batak, kubu,
nias, minangkabau, dan padang. Hampir setiap suku bangsa memakai bahasnya
sendiri.
Kemunduran Sriwijaya
disebabkan faktor politik ekspansi dari kerajaan Singasari dan majapahit, di
samping kemungkinan peluasan pengaruh cina dan kerajaan-kerajaan di dataran
asia tenggara. Untuk majapahit faktor politik dalam negeri sendiri, yaitu
pemberontakan dan sengketa di anggota keluarraja dalam perebutan kekuasaan.
Keguncangan dalam
kehidupan politik dan ekonomi mengakibatkan pula keguncangan pada kehidupan
sosial budaya. Sementara itu, dalam suasana politik yang kacau, banyak pedagang
muslim yang mengunjungi nusantara mereka juga berdiam di
perkampungan-perkampungan. Sudah tentu diantara meraka terdapat orang kaya, dan
orang muslim tersebut menerima dan memakai bahasa penduduk setempat. Mereka
juga menerima adat kebiasaan setempat, dan melakukan perkawinan dengan
perempuan-perempuan setempat yang meraka islamkan.
Untuk kepentingan
pribadi atau untuk sebab-sebab lain, mereka mencari budak-budak tersebut
menjadi muslim. Dengan cara ini, tiap keluarga muslim menjadi keluarga inti
masyarakat muslim dan pusata kegiatan peng-islam-an. Dengan cara perkawinan
pula islam memasuki lapisan masyarakat bangsawan. Kemudian orang-orang di
daerah sekitar tertari akan islam karena pedagang-pedagang muslim dapat
menunjukkan sifat-sifat dan tingkah laku yang baik dan pengetahuan keagamaan
yang tinggi.
Rakyat umumnya
memandang pemimpin-pemimpin dan bangsawan-bangsawannya sebagai contoh-contoh
yang baik untuk di ikuti. Dengan demikian, apabila seorang pemimpin atau
bangsawan memeluk agama islam maka rakyat mengikutunya, karna islam tidak
mengenal kasta dan tidak mengenal golongan dalam masyarakat. (Poesponegoro.
2011:20)
Jelaslah bahwa
islamisasi di indonesia terjadi dan dipermudah karena ada dua pihak, yakni
orang muslim yang datang mengajarkan agam islam dan golongan dan golongan
masyarakat islam di indonesia sendiri yang menerimanya.
Karena kekacauan dalam
negeri sendiri akibatnya perebutan kekuasaan di istana, kerajaan Singasari,
juga pelanjutnya Majapahit, tidak mampu mengontrol daerah Melayu dan Malaka
dengan baik, sehingga kerajaan Samudra Pasai dan Malaka dapat berkembang dan
mencapai puncak kejayaannya hingga abad ke-16 M. (Poesponegoro.2011:20)
Akhirnya kerajaan
Sriwijaya, Singasari dan majapahit menjadi melemah dan tidak memiliki kekuatan
yang berarti.
Tidak lama kemudian muncul
beberapa kerajaan islam yang juga bersama dalam pengembangan agama Islam di
Indonesia, yaitu kemudian di teruskan kerajaan Aceh Darusalam (abad ke-15). (Munir.
2014:310)
Setelah
kedatangan islam, terjadi proses penyebaran dan akibatnya tumbuh dan
berkembanglah kerajaan-kerajaan Islam di kepulauan Indonesia kerajaan-kerajaan
Islam itu tumbuh dan berkembang di berbagai daerah, yaitu di Sumatra, Jawa,
Nusan Tenggar, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan (Poesponegoro, 2011:21)
Sepanjang pantai pesisir barat sumatra dan pesisir selat malaka
telah banyak kerajaan islam baik yang besar maupun kecil. Kerajaan kerajaan
tersebut, antara lain aceh, bican, lambri, pedir, pirade, pase aru, arcat,
rupat, siak, kampar, tongkal, indragiri, jambi, palembang, andalas, pariaman,
minangkabau, tiku, panchur, barus, dan lainnya.kerajaan kerajaan tersebut ada
yang tengah mengalami pertumbuhan dan ada pula yang mengalami keruntuhan karena
pergeseran politik satu dengan yang lainnya. (Poesponegoro. 2011:20)
B.
KESIMPULAN
Hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dikemukakan pada
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil tes maka ada pengaruh
hubungan antara kawasan asia barat daya (islam)
dengan nusantara terhadap kondisi situasi politik pada kerjaan-kerajaan
islam di indonesia pada abad ke 7 sampai abad 16-an. Hal ini dapat dilihat dari
adanya hubungan dagang dan Masuknya
islam ke daerah – daerah di indonesia tidak dalam waktu yang bersamaan. Di
samping itu, keadaan politik dan sosial budaya daerah ketika didatangi Islam
juga berlainan. Datangnya orang-orang islam ke daerah-daerah yang baru
disinggahi sama sekali belum memperlihatkan dampak-dampak politik, karena pada
awalnya mereka datang hanya untuk usaha pelayaran dan perdagangan.
Kemajuan politik dan
ekonomi Sriwijaya berlangsung sampai abad ke-12 M. Pada akhir abad ke-12 M,
keraaan mulai memasuki masa kemunduran di bidang politik dan ekonomi.
Kemunduran Sriwijaya ini dipercepat oleh usaha-usaha kerajan Singasari yang
sedang bangkit di jawa. Kelemahan Sriwijaya dimanfaatkan oleh pedagang muslim
untuk mendapatkan keuntungan politik dan perdaganga. Mereka mendukung
daerah-daerah yang muncul, dan daerah yang menyatakan diri sebagai kerajaan
bercorak Islam, yaitu Kerajaan Samudra Pasai di pesisir timur laut Aceh. Deerah
ini sudah disinggahi pedagang muslim sejak abad ke-7 dan ke-8 M. Proses
islamisasi tentu telah berjalan di sana sejak abad itu. Bail dalam bidang
politik maupun perdagangan. Masuknya islam ke daerah – daerah di indonesia
tidak dalam waktu yang bersamaan. Di samping itu, keadaan politik dan sosial
budaya daerah ketika didatangi Islam juga berlainan. Datangnya orang-orang
islam ke daerah-daerah yang baru disinggahi sama sekali belum memperlihatkan
dampak-dampak politik, karena pada awalnya mereka datang hanya untuk usaha
pelayaran dan perdagangan. Kemajuan politik dan ekonomi Sriwijaya berlangsung
sampai abad ke-12 M. Pada akhir abad ke-12 M, keraaan mulai memasuki masa
kemunduran di bidang politik dan ekonomi. Kemunduran Sriwijaya ini dipercepat
oleh usaha-usaha kerajan Singasari yang sedang bangkit di jawa. Kelemahan
Sriwijaya dimanfaatkan oleh pedagang muslim untuk mendapatkan keuntungan
politik dan perdaganga. Mereka mendukung daerah-daerah yang muncul, dan daerah
yang menyatakan diri sebagai kerajaan bercorak Islam, yaitu Kerajaan Samudra
Pasai di pesisir timur laut Aceh. Deerah ini sudah disinggahi pedagang muslim
sejak abad ke-7 dan ke-8 M. Proses islamisasi tentu telah berjalan di sana
sejak abad itu. Baik dalam bidang politik maupun perdagangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Azra, Azyumardi. 2013. Jaringan Ulama. Jakarta : Kencana.
Noor, Yusliani. 2014. Sejrah Timur Tengah. Yogyakarta : Ombak.
Amin, Samsul Munir. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Amzah.
Poesponegoro, Marwati Djoened. 2011. Sejarah Nasional indonesia III. Jakarta
: Balai
Pustaka.